Indigofera merupakan suatu tanaman yang tergolong jenis tanaman Leguminosa yang di seluruh dunia terdapat lebih dari 800 species. Indigofera berbentuk tanaman semak, pohon, perdu dan merambat, memiliki daun majemuk dan ganjil dan biasa hidup didaerah tropis maupun sub tropis. Tanaman Indigofera biasa digunakan sebagai tanaman penutup atau pelindung di sekitar kandang ternak, namun secara umum masih digunakan sebagai tanaman hias, dijadikan sebagai pewarna, membantu dalam konservasi tanah (mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah), medikasi dan digunakan sebagai pakan ternak.
Ahli pakan hijauan ternak Dr. Simon P. Ginting mengatakan, di Indonesia tanaman Indigofera sudah dikembangkan di wilayah Sumatra Utara sebagai tanaman pakan dan Hijauan Pakan Ternak. Indigofera dikembangkan dengan metode penanaman biji maupun stek. Biji Indigofera dapat dipanen setelah 1 tahun (dari biji sampai tumbuh ), 1 buah dari tanaman Indigofera berisi 4 � 17 butir biji. Biji inilah yang dapat dikembangkan. Metode stek dapat dilakukan dengan pemilihan cabang yang sudah tua, kemudian dipotong dengan panjang kurang lebih 30 cm. Stek Indogofera tidak dapat ditanam langsung, ia harus didiamkan 1 s/d 3 hari baru ditanam.
Nutrisi dalam tanaman Indigofera lebih baik dibandingkan dengan jenis tanaman leucaena. Tingkat Asam Aminonya juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa tanaman yang lain. Asam Amino pada Indigofera berkorelasi bagus didalam rumen, asal konversi didalam pakan tersebut tidak berubah atau tetap stabil. Selain itu kandungan NDF pada tanaman Indigofera lebih besar dibandingkan dengan beberapa tanaman.
Kandungan yang ada di dalam indigofera berada di bawah threshold, yang dimana berarti kandungan di dalam tanaman ini tidak akan mengganggu metabolisme di dalam tubuh ternak . Pada ternak domba tanaman Indigofera mempunyai kecernaan In Vivo 63,0 dan kecernaan Vitro 69%, hal ini berarti tanaman Indigofera mempunyai prospek yang baik. Baik untuk dikembangkan maupun dijadikan bahan pakan.
Namun pada umumnya, ternak di Indonesia masih jarang ada yang memberikan tanaman ini kepada ternaknya. Maka daripada itu pemberian pakan Indigofera perlu adanya adaptasi atau penyesuaian kepada ternak kurang lebih 1 minggu dengan pemberian tanaman indigofera yang masih hijau (segar).
Tanaman indigofera merupakan jenis tumbuhan polong � polongan atau tergolong kedalam tanaman Leguminosa. Biji tanaman Leguminosa berbeda satu sama lainnya, berikut merupakan ciri � ciri tanaman Indigofera:
– Tinggi tanaman berkisar antara 3 s/d 4,5 meter
– Mempunyai daun majemuk dan ganjil
– Bila dilihat lebih seperti semak
Adapun ciri � ciri biji tanaman Indigofera yakni panjang polong 2 cm sampai dengan 3 cm, jumlah polong 4 sampai dengan 17 butir, berat biji (polong) 15 sampai dengan 20 gr /1000 benih polong, produksi hijauan tanaman indigofera 100 s/d 1200 kg/pohon/th. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tanaman Indigofera merupakan salah satu jenis tanaman pakan ternak yang bisa diberikan kepada ternak dalam bentuk hijauan pakan ternak maupun Silase (Hijauan yang dilayukan). untuk mendapatkan hijauan tersebut perlu memanen / memotong hijauan yang terdapat di tanaman tersebut , berikut teknis pemotongan /
Pemanenan tanaman Indigofera tersebut dapat dilakukan dengan pemotongan optimum padan 0,75 sampai 1,5 meter dari permukaan tanah, tanaman yang sudah di panen/dipotong bisa dipotong kembali (Interval Pemotongan) � 60 sampai dengan 70 hari, tergantung kelebatan tanaman. Produksi yang dapat dihasilkan oleh tanaman Indigofera adalah 7 sampai 10 ton /Ha .
Dengan melihat hal tersebut, tanaman Indigifera mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai tanaman pakan di Indonesia sebagai alternatif hijauan pakan rumput yang semakin sulit didapat.
Tanaman Indigofera memiliki beberapa kelebihan, yakni toleran terhadap kekeringan, toleran terhadap jenis lahan yang beragam, toleran di tanam pada kondisi lingkungan genangan atau rawa. Walau tanaman indigofera mempunyai kelebihan didalam pengembangannya dan kandungan didalam tanamannya, perlu mempertimbangkan pula kebutuhan yang diperlukan ternak tidak bisa dicukupi hanya dengan pemberian tanaman Indigofera. Tanaman ini bisa dijadikan alternatif ketersediaan pakan hijauan ternak disaat musim Kemarau yang susah untuk menemukan rumput. Pada saat ini tanaman Indigofera sudah diolah atau dikembangkan dalam bentuk suplemen yang dapat diberikan kepada ternak, dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dari ternak tersebut. Pemberian suplemen lebih dianjurkan untuk diberikan kepada ternak yang sedang laktasi (sapi, kambing, dan domba).
I Made Dharma Kusuma, Fakultas Peternakan Universitas Udayana Denpasar Bali