Indonesia merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan luas areal perkebunan mencapai 12,3 juta hektar. Dalam proses produksinya, industri kelapa sawit menghasilkan berbagai produk hasil samping, salah satunya yaitu Palm Kernel Meal (PKM) yang produksinya mencapai 5,8 juta ton/tahun.
Berdasarkan kandungan nutrisinya, PKM berpotensi sebagai sumber energi dan protein, namun memiliki tantangan yakni adanya kandungan serat yang tinggi sehingga tidak cocok dengan saluran pencernaan hewan monogastrik.
“Berbagai teknologi diterapkan untuk memperbaiki kualitas nutrisi PKM di antaranya melalui perlakuan fisik, kimia dan enzimatik,” kata Prof. (R) Arnold P. Sinurat, Ph.D., Peneliti Senior Balai Penelitian Ternak dalam Zoominar AINI ke-8 dengan tajuk “Optimalisasi Pemakaian Palm Kernel Meal dalam Pakan Unggas, Babi dan Ikan” Kamis (1/10).
Acara diselenggarakan oleh Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) dan dibuka secara resmi oleh Ketua Umum AINI Prof Nahrowi, dengan menghadirkan narasumber penting lain yakni drh. Agus Prastowo (Technical Manager Elanco Indonesia). Zoominar dipandu ole Dewan Pengurus Pusat AINI Dr. Mursyid Ma’sum.
Dalam acara itu, terungkap bahwa keterbatasan penggunaan bungkil inti sawit untuk pakan antara lain terkendala oleh tingginya kandungan serat kasar, adanya sisa cangkang dalam BIS yang dapat mengganggu sistem pencernaan, dan pengaruhnya terhadap warna pakan.
Penggunaan bungkil inti sawit di industri pakan sejauh ini baru 2-3%, walaupun penggunaannya sebenarnya dapat menurunkan biaya produksi pakan secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh dua hal, preferensi pengguna pakan oleh peternak, khususnya terhadap warna pakan, dan risiko terhadap bisnis pakan.
Untuk meningkatkan penggunaan potensi sumber daya lokal seperti bungkil inti sawit ini, sangat diperlukan adanya jalinan kerja sama yang lebih intens dan saling menguntungkan. Kerja sama itu yakni antara peneliti, perguruan tinggi, pemerintah dan swasta (pabrik pakan) untuk melakukan scalling up hasil penelitian pemanfaatan bungkil inti sawit. (sumber: Poultry Indonesia)