Sapi perah dalam usia muda atau yang dikenal dengan sapi dara, kondisi tubuhnya lebih efisien dalam mengubah pakan menjadi bobot tubuh. Oleh karena itu, pada periode umur tersebut berikan pakan dengan kualitas terbaik untuk membuat tulang tubuh dan organ lain berkembang secara ideal.
Hal itu dipesankan oleh Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB) Dr. Hendrawan Soetanto dalam acara Pendampingan Manajemen Pakan Peternak Sapi Perah melalui aplikasi daring, pada Selasa (2/3), yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU).
Ia menjelaskan, nutrisi yang diperoleh saat sebelum dewasa kelamin atau dalam kondisi tubuh sekitar 50 % dari bobot dewasa, nutrisi tersebut akan digunakan untuk pembentukan tulang kerangka. Pertambahan berat badan (PBB) merupakan indikator terbaik apakah sapi dara terpenuhi kebutuhan nutrisinya. “Ransum sapi dara harus mengandung cukup energi, minimal 10,5 Mega Joule per kilogram berat kering, serta protein untuk mencapai target pertumbuhan,” kata Hendrawan. Ia juga mengingatkan agar sapi dara harus memperoleh cukup air minum dan mineral.
Dalam hal kebutuhan nutrisi sapi perah, hal itu senantiasa berubah seiring dengan fase pertumbuhan yang dilalui, serta tingkat produksi susunya. Untuk penyusunan formulasi pakan yang diberikan, Hendrawan memberi rambu-rambu pembuatannya, yakni: taksiran bobot badan ternak; status fisiologis ternak; ketersediaan bahan pakan; kualitas bahan baku pakan, termasuk ada atau tidaknya kandungan anti-nutrisi di dalamnya; jumlah pakan yang akan diramu; biaya pakan yang dapat ditoleransi; serta jarak distribusi pakan dan lama simpan pakan sebelum didistribusikan. (sumber: Infovet)